NewsTujuh.com, MADIUN – Berikut uraian tentang tujuh lapis bumi beserta penghuninya, disusun dengan lebih rapi:
1. Adim
– Bumi pertama, dihuni manusia dan jin.
– Bumi paling utama; tempat sujud makhluk kepada Allah, tempat diutusnya para Nabi dan Rasul, serta tempat bersemayamnya jasad Rasulullah SAW.
2. Basith
– Bumi kedua, dihuni makhluk bernama al-Thamas.
– Makanan dan minuman al-Thamas adalah daging dan darah mereka sendiri.
– Tempat berhembus angin Shaba (angin baik, menyegarkan dan menenangkan) dan Dhabur (angin buruk, membawa azab).
3. Tsaqil
– Bumi ketiga, dihuni makhluk dengan wajah dan tangan seperti manusia, mulut seperti anjing, kaki dan telinga seperti sapi, serta tubuh berbulu seperti kambing yang menjadi pakaiannya.
– Rotasi siang dan malamnya berlawanan dengan bumi pertama.
4. Bathih
– Bumi keempat, dihuni makhluk bernama al-Halham.
– Al-Halham tidak berkaki, namun bersayap dan dapat terbang. Mereka juga tidak bermata, namun dapat melihat dengan indera lain yang diberikan Allah.
– Terdapat lembah berisi belerang merah yang sangat panas, digunakan untuk membakar neraka dan penghuninya.
5. Hin
– Bumi kelima, dihuni makhluk bernama al-Khasan.
– Al-Khasan berwujud seperti keledai dengan ekor sangat panjang (sekitar 18 meter).
– Dihuni kalajengking dengan racun mematikan dan ular raksasa, yang nantinya akan digunakan untuk menyiksa penghuni neraka.
6. Masikah
– Bumi keenam, dihuni makhluk bernama al-Hatsum.
– Al-Hatsum memiliki tubuh hitam pekat dan kuku tajam.
– Menjelang kiamat, mereka akan naik ke bumi pertama dan menimbulkan kekacauan. Mereka merupakan bagian dari pasukan Ya’juj Majuj.
– Terdapat Sijin, tempat penyimpanan arwah calon penghuni neraka dan catatan amal buruk mereka.
7. Bumi Ketujuh
– Bumi terburuk di antara semua lapis bumi.
– Tempat singgasana Iblis dan bala tentaranya. Terdapat lembah beracun dan api membara di sekitar singgasana.
Catatan: Informasi ini berdasarkan sumber-sumber yang menyebutkan adanya tujuh lapis bumi. Detail deskripsi penghuni dan karakteristik setiap lapisan bumi dapat bervariasi tergantung sumber referensi. Sumber yang Anda sebutkan, Arais al-Majalis Fi Qisash al-Anbiya dan Bada’i al-Zuhur Fi Waqa’i al-Duhur, perlu ditelusuri lebih lanjut untuk konfirmasi detail informasi ini. Informasi ini disampaikan untuk tujuan edukasi dan pemahaman yang lebih luas.