NewsTujuh.com , MADIUN – Dalam semangat mempererat sinergitas dan menjaga kondusivitas wilayah menjelang Operasi Aman Suro 2025, Polsek Taman bersama Tiga Pilar Kecamatan Taman menggelar kegiatan bertajuk “Gas Kopling Beraksi”.
Giat Kamtibmas Kopi Keliling, Minggu malam (11/5), bertempat di Pendopo Pagu Indah, Kelurahan Manisrejo, Kota Madiun.
Acara ini menghadirkan sekitar 100 peserta dari unsur Forkopimcam Taman, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta perwakilan dari 12 perguruan pencak silat se-Kecamatan Taman. Kegiatan berlangsung dari pukul 20.00 hingga 22.00 WIB dan berjalan dalam suasana hangat, aman, serta penuh kekeluargaan.
Menyatukan Visi Lewat Kopi dan Komitmen
Kegiatan ini dibuka secara resmi dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan doa bersama. Dalam sambutannya, Camat Taman Yusuf Asmadi S.Sos., M.M., menekankan pentingnya kolaborasi dalam menjaga keamanan selama tradisi bulan Suro yang penuh aktivitas budaya dan keagamaan.
“Tanpa kerja sama, potensi konflik akan semakin besar. Maka dari itu, upaya kolaboratif dan komunikatif sangat dibutuhkan,” ujar Yusuf.
Di tempat yang sama,Wakapolres Madiun Kota, Kompol Sopiyan, S.Sos., mewakili Kapolres Madiun Kota AKBP Wiwin Junianto SIK., menyampaikan apresiasinya atas sinergi yang telah terbangun, serta mengingatkan bahwa pemicu konflik di era digital kerap berasal dari media sosial. Ia mengajak semua pihak untuk menyamakan visi demi menjaga rasa aman sebagai kebutuhan dasar masyarakat.
Di tempat yang sama,Kapolsek Taman, AKP Jumianto Nugroho, S.H., M.H., dalam pemaparannya menyoroti pentingnya kesatuan pemikiran dalam menghadapi kegiatan besar seperti Suroan. Ia juga memperkenalkan aplikasi Banpol, sebagai inovasi layanan pelaporan cepat untuk masyarakat.
“Jangan hapus persaudaraan karena sebuah kesalahan. Hapuslah kesalahan demi menjaga persaudaraan,” ungkapnya penuh makna.
Pencak Silat Sebagai Pemersatu, Bukan Pemecah
Danramil Taman, Kapten C.A.J. Ali Subhan, mengingatkan seluruh perguruan agar tidak merasa lebih unggul dari yang lain. “Semakin banyak pesilat, seharusnya semakin aman Kota Madiun,” ujarnya, sembari mengimbau pentingnya tertib lalu lintas dalam setiap kegiatan.
Menjawab Kegelisahan Tokoh Silat dan Agama
Tokoh PSHW dan PSHT menyoroti vakumnya komunikasi antar-perguruan dan Tiga Pilar. Menanggapi hal ini, jajaran kepolisian menegaskan bahwa sinergi tetap dijaga meski keterbatasan anggaran membuat intensitas pertemuan berkurang.
Sementara itu, seorang tokoh agama menyoroti fenomena pesilat dari luar kota yang masuk ke Madiun tanpa atribut, namun kemudian mengenakannya di dalam kota. Kapolsek merespons dengan penekanan bahwa yang dilarang bukanlah kedatangannya, melainkan perilaku yang memicu keresahan.
Deklarasi Damai dan Komitmen Bersama
Acara ditutup dengan pembacaan dan penandatanganan kesepakatan bersama oleh seluruh ketua ranting perguruan pencak silat yang hadir, dilanjutkan dengan ramah tamah. Giat “Gas Kopling Beraksi” menjadi bukti konkret bahwa harmoni antar elemen masyarakat di Madiun bukan hanya harapan, tapi kenyataan yang terus dijaga bersama.