NewsTujuh.com , SUKOHARJO – Dalam suasana menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah, masyarakat Sukoharjo kembali menggelar tradisi budaya Grebeg Kirab Petilasan Keraton Pajang. Kegiatan ini tak sekadar seremoni, namun menjadi momentum penting untuk mengenang sejarah, memperkuat jati diri budaya Jawa, serta meningkatkan kesadaran spiritual masyarakat.
Acara yang berlangsung khidmat dan meriah ini dimeriahkan oleh pertunjukan reog, arak-arakan prajurit, barisan pendekar silat, hingga kirab pusaka dan songsong agung. Kirab dimulai dari bekas Keraton Pajang, menyusuri Jalan Djoko Tingkir, Slamet Riyadi, Butulan, Jalan Benowo, lalu kembali ke Petilasan.
Bupati Sukoharjo, Hj. Etik Suryani, S.E., M.M., hadir langsung dalam kirab budaya tersebut. Ia menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme masyarakat serta pihak penyelenggara. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk nguri-uri budaya, mempererat silaturahmi, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,” tuturnya.
Etik Suryani juga melihat potensi besar dari acara ini untuk mendongkrak sektor pariwisata lokal. “Semangat masyarakat dalam menjaga budaya adalah aset berharga. Dengan pengelolaan yang baik, kirab ini bisa menjadi destinasi wisata budaya tahunan yang menarik wisatawan sekaligus memberdayakan UMKM lokal,” tambahnya.
Sementara itu, Pengasuh Trah Kasultanan Pajang, Raden Bambang Sadaya, menegaskan bahwa kirab ini tidak hanya bersifat hiburan semata. “Ini adalah tuntunan budaya. Kita mengenang leluhur bukan untuk pemujaan, tapi untuk mengambil pelajaran dan melestarikan nilai-nilai kebajikan mereka,” ungkapnya.
Grebeg Kirab Petilasan Keraton Pajang telah menjadi agenda tahunan yang terus dijaga eksistensinya. Tradisi ini bukan hanya warisan sejarah, tetapi juga media edukatif untuk generasi muda tentang pentingnya menjaga jati diri budaya bangsa.
Dengan semangat pelestarian budaya dan semarak Tahun Baru Islam, masyarakat Sukoharjo menunjukkan bahwa kearifan lokal dapat menjadi kekuatan dalam membangun identitas dan kemajuan daerah.