NewsTujuh.com , MADIUN – Puluhan sopir truk di Kabupaten Madiun menggelar aksi turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas terhadap Gerakan Sopir Jawa Timur (GSJT) yang sedang melakukan unjuk rasa di Surabaya. Aksi yang berlangsung pada Kamis (19/6/2025) pukul 12.30 hingga 13.40 WIB tersebut dipusatkan di Jalan Raya Dumpil, Desa Bagi, Kecamatan Madiun, dengan koordinator aksi Supriyanto selaku Korlap Sopir Madiun.
Sekitar 70 sopir truk ikut terlibat dalam aksi ini dengan sejumlah kendaraan mereka terparkir rapi di bahu jalan. Dalam orasi dan pesan visual yang terpampang pada truk-truk, para sopir menyuarakan aspirasi mereka. Di antaranya bertuliskan: “Dipaksa Sehat di Negeri yang Sakit”, “Aksi Damai Mendukung Perjuangan Rekan GSJT”, dan “Aku Sopir Ora Maling.”
Tuntutan Aksi Sopir Truk Madiun:
1. Hentikan operasi kendaraan Over Dimension Over Loading (ODOL).
2. Penyesuaian dan keadilan dalam regulasi ongkos angkut logistik.
3. Revisi Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) No. 22 Tahun 2009.
4. Perlindungan hukum nyata terhadap profesi sopir.
5. Pemberantasan praktik premanisme dan pungutan liar (pungli).
6. Perlakuan hukum yang setara tanpa diskriminasi terhadap sopir.
Aksi damai ini juga diwarnai dengan pembagian brosur berisi himbauan untuk tidak beroperasi selama periode 17–21 Juni 2025. Dalam selebaran tersebut, para sopir diminta untuk tetap berada di rumah atau basecamp dan tidak menerima muatan sebagai bentuk ketaatan terhadap seruan GSJT.
Meski tergolong aksi mendadak tanpa pemberitahuan resmi ke Polres Madiun, kegiatan berjalan tertib dan tidak mengganggu lalu lintas. Para peserta membubarkan diri dengan tertib pada pukul 13.40 WIB.
“Aksi ini menunjukkan bahwa keresahan para sopir terhadap ketidakadilan regulasi dan praktik di lapangan semakin memuncak. Mereka bukan hanya menuntut kesejahteraan, tapi juga perlindungan hukum dan pengakuan atas profesi yang vital dalam rantai logistik nasional,” ujar Supriyanto
Supriyanto berpesan bahwa aksi solidaritas ini menjadi alarm bagi pemerintah pusat dan daerah untuk segera menanggapi persoalan klasik yang dihadapi sopir truk.
“GSJT dan para sopir daerah berharap ada reformasi menyeluruh di sektor transportasi barang, agar tidak lagi terjadi praktik semena-mena terhadap para pengemudi yang menjadi tulang punggung distribusi logistik di Indonesia”,tukas Supriyanto