NEWSTUJUH.COM , MADIUN – Aksi unjuk rasa yang terjadi di berbagai daerah dalam beberapa waktu terakhir kerap diwarnai dengan coretan maupun yel-yel bertuliskan “ACAB 1312”. Fenomena ini muncul hampir di setiap titik keramaian massa, baik di tembok, spanduk, hingga orasi jalanan.
Angka 1312 sendiri pada dasarnya adalah bentuk lain dari ACAB itu sendiri yang berbasis pada urutan abjad. Angka 1 berarti A, angka 2 berarti B, dan angka 3 sama dengan C, sehingga 1312 berarti ACAB.
Istilah ACAB merupakan singkatan dari kalimat “All Cops Are Bastards”, yang berarti “Semua Polisi adalah Bajingan” jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Tulisan “ACAB 1312” sendiri merupakan simbol protes keras terhadap institusi kepolisian yang kerap digunakan oleh kelompok-kelompok demonstran di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Di beberapa kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta hingga Madiun, para demonstran terlihat mengibarkan poster, menyemprotkan cat semprot di dinding sekitar lokasi aksi, hingga menuliskan slogan tersebut di jalan raya. Aksi itu dianggap sebagai bentuk ekspresi kekecewaan dan perlawanan terhadap aparat yang dianggap sering represif dalam menangani demonstrasi.
Hernawan , Ketua DPC Aliansi Madura Indonesia (AMI) Madiun Raya menilai fenomena tersebut tidak bisa dipandang sekadar vandalisme, melainkan bentuk komunikasi simbolik antara massa aksi dan negara.
“Tulisan ACAB 1312 menjadi identitas perlawanan global yang kini diadopsi oleh sebagian kelompok di Indonesia,” ungkapnya , Selasa (2/9/25)
Hernawan menambahkan,aparat kepolisian tetap menegaskan bahwa aksi penyampaian pendapat harus dilakukan sesuai aturan. Segala bentuk perusakan fasilitas umum maupun ujaran kebencian, termasuk simbol-simbol provokatif, akan ditindak sesuai hukum.
“Meski begitu, di lapangan fenomena “ACAB 1312″ terus melekat dalam setiap demonstrasi, seakan menjadi tanda keberadaan perlawanan di ruang publik”,pungkasnya.