Dua Bakteri Pemicu Keracunan MBG di Bandung Barat Terungkap
- account_circle Naw
- calendar_month 7 menit yang lalu
- comment 0 komentar

Ribuan siswa yang mengalami keracunan massal di Bandung Barat dirawat intensif (Foto : NewTujuh)
NEWSTUJUH.COM , BANDUNG – Laboratorium Kesehatan (Labkes) Jawa Barat mengungkapkan, bakteri Salmonella dan Bacillus cereus menjadi penyebab utama kasus keracunan makanan massal yang menimpa ribuan siswa di Kabupaten Bandung Barat. Temuan ini diperoleh setelah tim laboratorium memeriksa sampel makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Labkes Dinas Kesehatan Jawa Barat, dr. Ryan Bayusantika Ristandi, menjelaskan bahwa kedua jenis bakteri tersebut teridentifikasi pada komponen karbohidrat dalam makanan yang disajikan. “Hasil pemeriksaan kami menunjukkan adanya bakteri pembusuk, yakni Salmonella dan Bacillus cereus, yang berasal dari komponen karbohidrat dalam makanan,” ujar Ryan di Bandung, Minggu (28/9), dikutip dari Antara
Menurut Ryan, salah satu faktor utama penyebab kontaminasi adalah rentang waktu antara proses penyiapan hingga penyajian makanan yang terlalu lama. Kondisi ini memungkinkan bakteri berkembang biak secara cepat. “Jika makanan disimpan pada suhu ruang lebih dari enam jam, apalagi tanpa pengontrolan suhu yang tepat, risiko tumbuhnya bakteri sangat tinggi,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya menjaga higienitas dan sanitasi selama proses pengolahan makanan, mulai dari penggunaan air bersih hingga kebersihan petugas dapur. Ryan juga merekomendasikan agar makanan disimpan pada suhu di atas 60 derajat Celcius atau di bawah 5 derajat Celcius untuk mencegah pembusukan. “Pemasak juga harus mengenakan sarung tangan, pakaian bersih, dan memastikan bahan makanan tidak terkontaminasi silang,” tutupnya.
Sementara itu, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama, turut menyoroti temuan tersebut. Ia mengatakan, hasil pemeriksaan laboratorium di Jawa Barat mengindikasikan dua sumber utama penyebab keracunan makanan, yakni Salmonella dan Bacillus cereus.
“Menurut WHO, kontaminasi bakteri Salmonella biasanya terkait dengan makanan tinggi protein seperti daging, unggas, dan telur,” ujar Tjandra, yang kini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI dan Adjunct Professor Griffith University.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keberadaan Bacillus cereus dapat dihubungkan dengan penyimpanan nasi yang tidak tepat. “Bila mengacu pada data dari NSW Food Authority Australia, bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan ketika nasi dibiarkan terlalu lama pada suhu ruang tanpa pendinginan memadai,” tambahnya.
Dengan temuan tersebut, para ahli menegaskan pentingnya standar operasional keamanan pangan (SOP) dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis agar kasus serupa tidak kembali terulang.
- Penulis: Naw
- Editor: Nur Ulfa
Saat ini belum ada komentar