Wayang Babad Kartasura Hidupkan Sejarah Kraton dan Perkuat Pelestarian Budaya
- account_circle Yus
- calendar_month Jum, 26 Sep 2025
- comment 0 komentar

Karya inovatif garapan sejarawan dan budayawan ini menghadirkan tokoh nyata dari sejarah Kartasura, menjadi media edukasi sekaligus pelestarian budaya. (Foto : Istimewa)
Newstujuh.com, KARTASURA – Wayang Babad Kartasura, sebuah karya seni pertunjukan inovatif, hadir sebagai media edukasi sejarah sekaligus sarana pelestarian budaya yang berkaitan dengan keberadaan Kraton Kartasura.
Gagasan Wayang Babad Kartasura pertama kali diinisiasi oleh pengamat sejarah dan budaya, Dr. H. Djuyamto, S.H., M.H., kemudian diwujudkan bersama para seniman, budayawan, dan ahli sejarah seperti Ki Wahyu Dunung Raharjo, Ki Tulus Raharjo, dan Dr. Rudi Wiratama.
Kisah yang diangkat menelusuri perjalanan panjang Kraton Kartasura sejak masa pemerintahan Raja Amangkurat II hingga keruntuhannya dan perpindahan pusat kerajaan ke Surakarta pada 1745.
Sejumlah peristiwa penting ikut ditampilkan dalam lakon-lakon khusus, seperti Geger Pecinan, kisah Untung Suropati, Pangeran Sambernyowo (Raden Mas Said), Perjanjian Salatiga, hingga Perjanjian Giyanti.
Berbeda dari wayang konvensional, Wayang Babad Kartasura menghadirkan tokoh-tokoh sejarah nyata.
Mereka antara lain Amangkurat II, Pakubuwana II, Untung Suropati, Raden Mas Said, Sunan Kuning, dan sejumlah tokoh penting lain yang berperan dalam sejarah Kraton Kartasura.
Pertunjukan ini telah digelar di berbagai tempat bergengsi, di antaranya Pura Mangkunegaran Surakarta, Museum Wayang Fatahillah Jakarta, Masjid Sheikh Zayed Solo, Taman Budaya Jawa Tengah, Petilasan Kraton Kartasura, hingga Bangsal Kreatif Desa Kranggan Makamhaji, Kartasura.
Pementasan Wayang Babad Kartasura mendapat sambutan positif masyarakat karena mampu membangkitkan kesadaran akan pentingnya melestarikan seni budaya sekaligus menjaga keotentikan sejarah Kartasura.
Sebagaimana digagas, karya ini diharapkan menjadi media yang selaras dengan perkembangan zaman, mudah dipahami generasi muda, serta mampu memperkuat gerakan pelestarian seni budaya bangsa.
- Penulis: Yus
- Editor: Isworo
Saat ini belum ada komentar