“Emas Jadi Pilar Ekonomi Baru, Pemerintah Luncurkan Bullion Bank Nasional”
- account_circle NAW
- calendar_month Jumat, 17 Okt 2025
- comment 0 komentar

Gambar ilustrasi. (Naw, NewsTujuh)
NEWSTUJUH.COM | JAKARTA — Pemerintah resmi meluncurkan layanan bank emas atau bullion bank melalui kolaborasi PT Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Peresmian dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto di Jakarta, Rabu (26/2/2025). Layanan ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam mengelola cadangan emas nasional secara lebih optimal di dalam negeri.
Menurut data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Indonesia memiliki potensi cadangan emas sekitar 2.600 ton, dengan 1.800 ton di antaranya masih beredar di masyarakat. Pemerintah menargetkan pengelolaan cadangan emas mencapai 440 ton di tahun 2032, seiring dengan penguatan regulasi di sektor keuangan.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Ferry Irawan mengatakan, kehadiran bank emas menjadi bagian dari strategi hilirisasi industri logam mulia nasional.
“Operasionalisasi bullion bank akan mendorong rantai pasok emas dari smelter seperti PT Freeport Indonesia hingga industri perhiasan dalam negeri. Selain itu, sektor jasa keuangan kita akan semakin kuat dengan adanya pembiayaan berbasis emas,” ujar Ferry.
Regulasi mengenai bank emas telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), serta diperinci dalam POJK Nomor 17 Tahun 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan lembaga keuangan yang menjalankan layanan bank emas wajib memenuhi prinsip kehati-hatian, tata kelola, dan perlindungan konsumen.
Dalam tiga bulan sejak diluncurkan, PT Pegadaian mencatat total pengelolaan emas mencapai 18,1 ton dengan 3,64 juta nasabah tabungan emas. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian Elvi Rofiko Turida menyebut, keberadaan bank emas meningkatkan kepercayaan publik terhadap investasi logam mulia.
“Kami menjamin keamanan dan kenyamanan nasabah melalui standar penyimpanan berkelas internasional dan sistem asuransi yang ketat,” katanya.
Bank Syariah Indonesia juga mencatat peningkatan transaksi emas mencapai 18,3 ton hingga Mei 2025. Wakil Direktur Utama BSI Anton Sukarna menegaskan seluruh transaksi emas di lembaga syariah dilakukan sesuai prinsip syariat.
“Nasabah membeli emas yang benar-benar dimiliki bank, sehingga transaksi aman, transparan, dan sesuai ketentuan agama,” ujarnya.
Kehadiran bullion bank diharapkan dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) hingga Rp245 triliun dan membuka lapangan kerja baru di sektor industri emas. Pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 8 persen melalui penguatan sektor keuangan berbasis komoditas logam mulia.
Ketua Program Studi Doktor Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah, Nurhidayah, menilai kebijakan ini menjadi terobosan penting.
“Bank emas menawarkan instrumen investasi berbasis aset nyata yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dan memberi peluang investasi halal bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain memperkuat stabilitas moneter, hadirnya bank emas diharapkan mendorong industri perhiasan nasional agar lebih kompetitif di pasar global melalui pasokan bahan baku berstandar nasional.
- Penulis: NAW
- Editor: Narulata

Saat ini belum ada komentar