Ki Fathan Assegaf, Dalang Cilik yang Memukau di Hari Jadi Kartasura ke-345
- account_circle Yus/Naw
- calendar_month Selasa, 14 Okt 2025
- comment 0 komentar

Dr. Suratno, S.H., M.H., Ketua Panitia. (Foto : Yus, Naw-NewsTujuh)
NEWSTUJUH.COM | KARTASURA – Gemuruh tepuk tangan dan decak kagum membahana di perayaan Hari Jadi Kartasura ke-345. Semua mata tertuju pada satu sosok kecil di balik kelir: Ki Fathan Assegaf, dalang cilik berbakat yang sukses mencuri perhatian publik dengan penampilan yang begitu menakjubkan.
Acara yang digelar megah di panggung utama, berlatar petilasan Keraton Kartasura yang sarat sejarah, menjadi saksi lahirnya bintang muda dunia pedalangan. Dari balik kelir, suara lantang dan ekspresif Ki Fathan mengalun jelas, menghidupkan para tokoh pewayangan seolah hadir nyata di hadapan penonton.
Meski baru duduk di bangku kelas 4 SD Negeri Wirogunan 01 Kartasura, Ki Fathan menunjukkan kematangan artistik yang jauh melampaui usianya. Jemarinya menari lincah menggerakkan wayang dengan presisi, penuh perasaan dan makna. Transisi suaranya dari tokoh ksatria yang gagah hingga punakawan yang jenaka terasa natural, memikat, dan mengundang gelak tawa penonton.
Aura panggung seketika berubah menjadi ruang magis—sorotan lampu menari di balik layar putih, memperkuat setiap adegan yang ia bawakan. Dalam setiap gerak, setiap dialog, terpancar jiwa seni yang tulus dan ketekunan yang luar biasa. Penonton dari berbagai kalangan tampak terpukau, bahkan banyak yang berdiri memberikan tepuk tangan panjang di akhir pertunjukan.
Salah satu momen paling menyentuh adalah ketika sang ayah, Dr. Suratno, S.H., M.H., menyaksikan dengan mata berbinar. Ia mengungkapkan rasa haru dan kebanggaannya,
> “Ini adalah manifestasi nyata dari upaya kita nguri-uri budaya luhur. Saya sangat bangga dan terharu melihat putra saya bisa tampil di perhelatan bersejarah ini, membawa semangat baru bagi dunia pewayangan.”
Kekaguman terhadap Ki Fathan bukan hanya karena kepiawaiannya memainkan wayang, tetapi juga karena kedalaman jiwa seni yang ia miliki di usia muda. Ia menjadi simbol bahwa tradisi tidak hanya hidup di tangan para sepuh, melainkan juga berdenyut di generasi penerus yang mencintai warisan budaya dengan sepenuh hati.
Penampilan Ki Fathan Assegaf di Hari Jadi Kartasura ke-345 bukan sekadar hiburan, melainkan sebuah penegasan bahwa seni wayang masih memiliki masa depan yang gemilang. Masyarakat Kartasura pun berharap, bakat luar biasa ini akan terus tumbuh dan menginspirasi anak-anak muda untuk mencintai dan melestarikan seni pewayangan, agar budaya luhur bangsa ini tetap abadi di tengah arus modernisasi.
- Penulis: Yus/Naw
- Editor: NARULATA

Saat ini belum ada komentar