Polemik Jual Beli Lahan Petani di Munggut , Dua Kubu Mediator Dipanggil Kelurahan
- account_circle Naw
- calendar_month Jumat, 10 Okt 2025
- comment 0 komentar
Ika (kiri) Sekretaris Kelurahan Munggut dan Mashudi (Kepala Kelurahan) terlihat audensi dengan Sarnu (kanan) perwakilan mediator (Foto : Naw,NewsTujuh)
NEWSTUJUH.COM , MADIUN – Polemik jual beli lahan antara para petani dengan pengembang melalui mediator kini memanas. Pemerintah Kelurahan Munggut akhirnya memanggil dua kubu mediator untuk menyelesaikan persoalan yang sempat membuat hubungan antar pihak memanas.
Pemanggilan tersebut melibatkan dua kubu mediator, yakni kubu Sarnu Cs dan kubu Ari, serta dihadiri Majelis Kehormatan Daerah (MKD), notaris, dan lawyer dari pihak Sarnu. Namun, dari hasil undangan tersebut, Ari selaku mediator tidak hadir dalam pertemuan di kantor kelurahan.
Sarnu, salah satu mediator yang hadir, menegaskan bahwa kedatangannya merupakan bentuk itikad baik untuk mencari jalan damai.
“Saya datang karena ingin polemik ini segera selesai. Dulu kita satu tim, tapi kenapa sekarang jadi seperti ini. Kasihan pengembang jika masalah antar mediator tak kunjung usai,” ujarnya.
Ia menambahkan, bila upaya damai melalui mediasi kelurahan tidak direspons dengan baik, maka pihaknya siap menempuh jalur lain demi kepastian dan keadilan bagi semua pihak.
Sementara itu, Sekretaris Kelurahan Munggut, Ika Langeng, menyayangkan ketidakhadiran salah satu mediator dalam forum penyelesaian tersebut.
“Kami menyesalkan salah satu mediator tidak hadir. Kasihan petani dan pengembang jika mediator justru saling berselisih,” jelasnya.
Menurut Ika, pihak kelurahan akan segera mengambil langkah lanjutan dengan memanggil para petani dan melakukan klarifikasi menyeluruh untuk memastikan fakta sebenarnya di lapangan.
“Kami akan turunkan tim ke lapangan dan melakukan kroscek terkait permasalahan yang melibatkan para mediator. Termasuk berapa jumlah uang muka (DP) yang sudah diterima petani dari pengembang agar semua jelas dan transparan,” pungkasnya.
Inti dari polemik ini bermula ketika para petani di Kelurahan Munggut belum menerima sisa pembayaran lahan yang dijual kepada pihak pengembang. Transaksi tersebut dilakukan melalui perantara (mediator), namun belakangan diketahui terdapat dua kubu mediator yang berselisih, yaitu kubu Sarnu Cs dan kubu Ari.
Perselisihan di antara mediator ini membuat proses pembayaran kepada petani menjadi tidak jelas dan terhambat, sehingga pihak kelurahan harus turun tangan untuk memediasi dan mencari jalan penyelesaian agar tidak merugikan para petani maupun pengembang.
- Penulis: Naw
- Editor: Nur Ulfa , Narulata
Saat ini belum ada komentar