FGM Jateng Perkuat Mutu Sekolah Muhammadiyah Lewat Jateng School Leadership Summit 2025 dan Monev ICP
- account_circle Nugie
- calendar_month Kamis, 11 Des 2025
- comment 0 komentar

Peserta Jateng School Leadership Summit 2025 FGM Jateng mengikuti seminar kepemimpinan sekolah di Hotel Lor In Solo. (fOTO : Nugie, NewsTujuh)
FGM Jateng gelar School Leadership Summit 2025 dan Monev ICP di Solo, menghadirkan 340 peserta untuk memperkuat mutu sekolah Muhammadiyah se-Jawa Tengah.
NEWSTUJUH.COM, SOLO – Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Jawa Tengah menggelar Jateng School Leadership Summit 2025 sekaligus Monitoring–Evaluation (Monev) International Class Program (ICP) untuk sekolah dan madrasah Muhammadiyah se-Jawa Tengah. Acara dilaksanakan di Hotel Lor In Solo pada Rabu (10/12/2025) dengan menghadirkan 340 peserta, terdiri atas kepala sekolah dan koordinator ICP dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat kepemimpinan sekolah, menyamakan visi, serta meningkatkan kualitas manajemen pendidikan di lingkungan Muhammadiyah.
Penguatan Kolaborasi Antar Kepala Sekolah
Ketua FGM Jawa Tengah sekaligus ketua panitia, Bambang Kusmiyanto, S.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai ajang sharing manajemen sekolah dan komunikasi intensif antar pimpinan satuan pendidikan Muhammadiyah.
“Kemajuan sekolah terjadi jika persoalan internal bisa diselesaikan—baik masalah guru, tenaga kependidikan, maupun siswa. Acara ini momentum penting untuk diskusi dan mencari solusi bersama,” ujar Bambang.
Menghadirkan Narasumber Internasional dari Malaysia
FGM Jateng menghadirkan pakar pendidikan internasional, Dr. Zulfan Haidar Zamzuri Umar, M.Ed. dari Malaysia.
Dalam materinya berjudul “Problematic Teacher, Student, and Parents: Understanding Their Nature and Providing Solutions and Managing Property”, Dr. Zulfan mengulas berbagai tantangan dinamika hubungan guru–siswa–orang tua yang sering terjadi di sekolah.

Ia juga membagikan strategi kepemimpinan adaptif yang dapat diterapkan kepala sekolah dalam menghadapi karakter guru, siswa, hingga orang tua yang beragam.
Dikdasmen PWM: 30% Sekolah Masih Butuh Pendampingan
Wakil Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Jawa Tengah, Mifbahudin, S.KM., M.Kes., menegaskan pentingnya kegiatan kolaboratif seperti ini untuk pemerataan mutu sekolah Muhammadiyah.
Menurutnya, masih terdapat sekitar 30 persen sekolah yang membutuhkan pendampingan khusus untuk mengembangkan manajemen sekolah, kompetensi guru, dan kualitas layanan pendidikan.
“Majelis mengapresiasi FGM atas penyelenggaraan kegiatan ini. Harapannya seluruh sekolah Muhammadiyah mampu bersaing dan setara bahkan melampaui sekolah negeri. Saat ini sudah sekitar 10–15 persen sekolah Muhammadiyah yang kualitasnya melampaui sekolah negeri,” ungkapnya.
Monev ICP: Standar Silver, Gold, dan Platinum
Ketua panitia, Nasrul Harahab, S.Pd.I., M.Pd., menjelaskan bahwa Monev ICP dilakukan untuk memetakan kesiapan dan penerapan kurikulum internasional yang diinisiasi sejak 2024.
Evaluasi dilakukan menggunakan tiga kategori mutu:
Silver
Gold
Platinum
Tujuannya agar sekolah dapat meningkatkan mutu secara bertahap, terukur, dan berkelanjutan.
Rangkaian Acara Berjalan Khidmat
Kegiatan dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, disusul menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya. Setelah itu, sambutan disampaikan oleh Ketua Panitia, Ketua FGM Jawa Tengah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII, dan Wakil Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Jateng yang sekaligus membuka acara secara resmi.
Acara berlangsung lancar, interaktif, dan penuh semangat. Para peserta terlihat antusias mengikuti sesi seminar hingga Monev ICP, sebagai bentuk komitmen meningkatkan kualitas sekolah Muhammadiyah di seluruh Jawa Tengah.
- Penulis: Nugie
- Editor: Nur Ulfa

Saat ini belum ada komentar