Pedagang Pasar Bulu Gandeng Mualim Farma, Evata, dan Komunitas Semarang Hidupkan “Gereget Pasar Bulu”
- account_circle Nvl
- calendar_month Minggu, 7 Des 2025
- comment 0 komentar

Poster Event Gereget Pasar Bulu Semarang bersama pedagang, komunitas, dan Mualim Farma Ngaliyan. (Foto : NVL, NewsTujuh)
Event Gereget Pasar Bulu hadirkan kolaborasi pedagang, Mualim Farma, dan komunitas Semarang untuk hidupkan kembali Pasar Bulu, termasuk layanan khitan gratis.
NEWSTUJUH.COM, SEMARANG — Para pedagang Pasar Bulu menunjukkan gebrakan besar untuk menghidupkan kembali aktivitas pasar tradisional melalui event “Gereget Pasar Bulu”, hasil kolaborasi bersama Mualim Farma Ngaliyan, Evata, Pegiat Seni Budaya Semarang, dan berbagai komunitas lokal.
Kegiatan ini sepenuhnya digagas oleh pedagang sebagai respon atas menurunnya jumlah pengunjung Pasar Bulu dalam beberapa tahun terakhir.
Ketua Pelaksana Event, Ami, mengatakan bahwa ide menghidupkan kembali Pasar Bulu sudah lama muncul, namun baru bisa terwujud setelah banyak pihak memberikan dukungan nyata.
“Ini keresahan kami para pedagang. Kami ingin Pasar Bulu kembali hidup. Dulu masih bingung memulai dari mana, tapi sekarang banyak yang ikut terlibat,” ujar Ami.
Event ini sekaligus menjadi upaya membuktikan bahwa pedagang pasar tradisional mampu beradaptasi, berkolaborasi, serta menciptakan kegiatan kreatif.
Kegiatan Gereget Pasar Bulu mendapat dukungan langsung dari Pegiat Seni Budaya Semarang yang diketuai Yoss Aringga, serta sejumlah komunitas yang meramaikan acara dengan berbagai program menarik.
Komunitas terapis menghadirkan layanan:
gurah
pijat tradisional
bekam
terapi kesehatan
Pengunjung dapat menikmati layanan kesehatan sambil berbelanja.
Acara juga dimeriahkan oleh:
Komunitas musik Lumpia
Pelajar Kota Semarang
yang mengisi panggung live music di area pasar.
Dispora Kota Semarang di bawah pimpinan Frafarta Sandmant memberikan dukungan penuh agar event ini dapat berjalan sukses dan berkelanjutan.
Ami menyebut bahwa sinergi banyak pihak ini menjadi contoh bahwa pasar tradisional bisa berkembang ketika mendapatkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat.
Gebrakan terbesar dari event ini datang dari Mualim Farma Ngaliyan yang menghadirkan program khitan gratis (sunat gratis) bagi:
anak pedagang Pasar Bulu
cucu pedagang
warga dari dua kelurahan di sekitar Pasar Bulu
Perwakilan Mualim Farma Ngaliyan, Taat, menegaskan komitmen mereka dalam mendukung gerakan sosial ini.
“Kami tidak ingin hanya menonton. Kami siapkan khitan gratis, baju koko, hingga makanan untuk anak-anak yang dikhitan. Bahkan dua unit mobil kami sediakan untuk transportasi,” ungkap Taat.
Program ini menjadi daya tarik utama yang memperkuat nilai kemanusiaan dan kebersamaan dalam event Gereget Pasar Bulu.
Tokoh komunitas, Gunung Mahesa, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berhenti pada satu event.
“Kami ingin terus bergerak bersama. Mualim Farma juga akan kami ajak ke kegiatan-kegiatan sosial lain di Semarang, khususnya ke kampung padat penduduk dan warga kurang mampu,” tuturnya.
Dengan kolaborasi lintas elemen—pedagang, komunitas, pegiat budaya, dan instansi pemerintah—Gereget Pasar Bulu diharapkan menjadi momentum penting kebangkitan Pasar Bulu.
Para pedagang berharap event ini dapat:
menarik kembali minat masyarakat
meningkatkan aktivitas jual-beli
mengembalikan fungsi pasar sebagai ruang ekonomi, sosial, dan budaya
Event Gereget Pasar Bulu menjadi bukti bahwa ketika masyarakat bergerak bersama, pasar tradisional mampu kembali hidup dan memiliki daya tarik baru bagi pengunjung.
- Penulis: Nvl
- Editor: Narulata

Saat ini belum ada komentar