Rocky Gerung , Filosof Kritik Kontemporer Yang Tak Kenal Diam
- account_circle Naw
- calendar_month Selasa, 14 Okt 2025
- comment 0 komentar

Rocky Gerung seorang Politikus , akademikus dan pengamat politik (Foto : Istimewa)
MADIUN – Rocky Gerung (20 Januari 1959) , seorang akademikus , filsuf dan pengamat politik Indonesia
Lulusan Universitas Indonesia, pendiri Setara Institute, dan dikenal lewat kritik tajamnya terhadap pemerintah. Profil, riwayat pendidikan, dan kontribusinya dalam demokrasi diulas lengkap di sini.
Profil Rocky Gerung ,Si Filsuf, Akademikus, dan Pengamat Politik yang Tegas
Awal Kehidupan & Pendidikan
Rocky Gerung lahir pada 20 Januari 1959 di Manado, Sulawesi Utara.
Ia mulai kuliah di Universitas Indonesia (UI) sekitar tahun 1979, awalnya mengambil jurusan Ilmu Politik, kemudian pindah ke Ilmu Filsafat, dan lulus dari jurusan Filsafat pada tahun 1986.
Karier Akademik dan Organisasi
Setelah kelulusan, Rocky Gerung menjadi dosen tidak tetap di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI selama sekitar 15 tahun.
Ia juga ikut mendirikan Setara Institute pada tahun 2007, sebuah lembaga pemikir (think tank) yang fokus pada isu demokrasi, hak asasi manusia, kesetaraan.
Selain itu, dia merupakan bagian dari Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D).

Rocky Gerung akademis dan pengamat politik
Peran Publik & Kritik Sosial
Rocky Gerung terkenal karena keberaniannya menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Beberapa poin penting:
Ia sering tampil di media dan program diskusi publik, termasuk “Indonesia Lawyers Club (ILC)”, di mana ia mengkritik berbagai aspek pemerintahan, terutama terkait kebebasan berpendapat dan transparansi.
Pernyataan-pernyataannya kadang menimbulkan kontroversi, seperti ketika ia menyebut kitab suci sebagai fiksi yang memicu laporan hukum.
Ia juga aktif menggunakan kanal YouTube-nya, “Rocky Gerung Official”, sebagai medium alternatif untuk menyebarkan pandangan dan kritiknya.
Kontroversi & Dampaknya terhadap Publik
Banyak pihak yang mendukung pandangannya karena dianggap vokal dan menjadi suara kontras dalam diskursus publik.
Di sisi lain, kritik dan laporan hukum pernah dilayangkan terhadapnya karena beberapa pernyataannya dianggap melampaui batas hukum terkait ujaran kebencian dan UU ITE.
Misalnya, adanya hoaks yang menyebar bahwa Rocky Gerung divonis 20 tahun penjara pada Mei 2025 — tapi fakta menyebut itu tidak benar.
Warisan Pemikiran dan Pengaruhnya
Rocky Gerung dianggap sebagai figur penting dalam ruang intelektual dan demokrasi Indonesia karena:
Pemikirannya tentang etika publik, kritik terhadap penyalahgunaan kekuasaan, dan pentingnya kebebasan berpendapat.
Perannya sebagai penghubung antara dunia akademik dan publik lewat media baru (YouTube, media sosial) yang menjangkau audiens lebih luas.
Ia memicu diskusi publik, membuka ruang kritik, dan mendorong orang untuk berpikir kritis terhadap kebijakan negeri ini.
Rocky Gerung bukan hanya akademikus dan pengamat politik, tapi juga figur yang membangkitkan kesadaran kritis di masyarakat. Meski sering menghadapi kontroversi, dia tetap menjadi suara yang didengar dan sering menjadi tolok ukur bagi mereka yang menginginkan transparansi, kebebasan berpikir, dan demokrasi yang lebih hidup di Indonesia.
- Penulis: Naw
- Editor: Nur Ulfa

Saat ini belum ada komentar