Revitalisasi Petilasan Kraton Kartasura: Upaya Melestarikan Pusat Peradaban Mataram Islam untuk Generasi Bangsa
- account_circle YUS
- calendar_month Minggu, 7 Des 2025
- comment 0 komentar

Revitalisasi Petilasan Kraton Kartasura sebagai warisan ibukota Mataram Islam. (Foto : Yus, NewsTujuh)
Revitalisasi Petilasan Kraton Kartasura digencarkan untuk menjaga warisan ibukota Mataram Islam. Pemerhati budaya Dr. Djuyamto SH MH mendorong pelestarian melalui karya seni, literasi, dan kegiatan budaya sejak 2017.
NEWSTUJUH.COM, KARTASURA – Revitalisasi Petilasan Kraton Kartasura semakin mendesak untuk dilakukan, mengingat kawasan bersejarah ini pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam serta saksi perjalanan penting sejarah Nusantara. Sebagai ibukota kerajaan pada masa kejayaannya, Kraton Kartasura memegang peran strategis dalam perkembangan budaya, politik, dan peradaban Jawa.
Keberadaan situs ini tidak hanya menjadi penanda sejarah, tetapi juga simbol identitas kultural yang harus dijaga agar tidak hilang ditelan perkembangan zaman. Pelestarian kraton tua ini menjadi kunci untuk memastikan generasi mendatang tetap memahami jejak luhur leluhur bangsa.
Upaya mendorong revitalisasi Petilasan Kraton Kartasura banyak diprakarsai oleh pemerhati budaya kelahiran Kartasura, Dr. H. Djuyamto SH MH, sejak awal 2017. Ia secara konsisten menggerakkan berbagai kegiatan kebudayaan untuk menghidupkan kembali memori sejarah Kartasura.
Beberapa langkah nyata yang dilakukan antara lain:
Penyelenggaraan acara tradisional, seperti Besik dan Sadranan, sebagai bentuk pelestarian ritual leluhur.
Literasi budaya melalui penerbitan buku “Greget Kartasura”, yang membahas Kartasura dari berbagai sudut pandang positif tanpa melepaskan dimensi kesejarahannya.
Pembuatan wayang kulit “Babad Kartasura”, yang mengabadikan perjalanan sejarah berdirinya hingga runtuhnya Kraton Kartasura melalui seni pedalangan.
Langkah tersebut menunjukkan bahwa revitalisasi bukan hanya perbaikan fisik situs, melainkan juga penguatan ingatan kolektif masyarakat atas sejarah daerahnya.

Selain literasi dan kegiatan budaya, Dr. Djuyamto juga menggandeng seniman dan budayawan lokal untuk menciptakan karya seni musik bertema Kartasura. Lagu tersebut diharapkan menjadi simbol kebanggaan dan membangkitkan rasa memiliki masyarakat terhadap tanah kelahirannya.
Revitalisasi petilasan ini dipandang penting untuk menjaga harmoni antara ajaran Islam dan kearifan lokal Jawa, yang sejak dahulu dikenal sebagai ciri khas peradaban Kartasura. Proses ini diharapkan dapat:
Menguatkan jati diri masyarakat
Menghidupkan kembali aktivitas seni dan budaya
Menjadikan situs sejarah sebagai ruang edukasi publik
Menarik minat peneliti, wisatawan, dan generasi muda
Kraton Kartasura dianggap sebagai salah satu puncak perkembangan budaya Jawa yang sarat filosofi dan nilai kehidupan. Karena itu, keberadaannya tidak boleh dibiarkan rusak atau terabaikan.
Dengan adanya dukungan penuh dari masyarakat, seniman, pemerhati budaya, serta pihak terkait, revitalisasi Petilasan Kraton Kartasura diharapkan dapat berjalan berkelanjutan. Tujuannya agar situs ini kembali tampil sebagai simbol kebanggaan budaya dan sejarah Jawa yang tetap relevan di tengah modernisasi.
Pelestarian ini bukan hanya menjaga fisik situs, tetapi juga memastikan warisan sejarah bangsa tetap hidup dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
- Penulis: YUS
- Editor: Narulata

Saat ini belum ada komentar