Enam Korban Longsor di Trenggalek Ditemukan Meninggal, Evakuasi Tuntas di Hari Keenam 

Tim Sar gabungan berhasil evakuasi korban
Tim Sar gabungan berhasil evakuasi korban (Foto : Bayu,NewsTujuh)

NewsTujuh.com , TRENGGALEK – Proses pencarian enam warga yang tertimbun tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, akhirnya mencapai titik akhir. Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi seluruh korban dalam keadaan meninggal dunia, Sabtu (24/5), menandai hari keenam pencarian sejak bencana terjadi.

Longsor besar yang menerjang wilayah tersebut pada Senin (19/5) dipicu hujan deras yang terus mengguyur selama dua hari berturut-turut. Tak hanya merenggut nyawa, bencana ini juga merusak pemukiman warga, merobohkan tiang listrik, dan memutus akses jalan di lima titik strategis.

Bacaan Lainnya

Upaya pencarian berlangsung dramatis dan penuh tantangan. Dua jenazah pertama ditemukan pada hari keempat, Kamis (22/5). Sisanya baru berhasil dievakuasi secara berurutan pada Sabtu, mulai pukul 13.15 WIB hingga pukul 14.47 WIB. Kondisi korban yang tertimbun material longsor dengan kedalaman signifikan membuat proses evakuasi berlangsung lambat dan memerlukan kombinasi antara alat berat dan penggalian manual.

“Medan sangat sulit. Tanah labil, kondisi cuaca tidak menentu, dan kedalaman longsoran menjadi tantangan utama kami,” ujar Didit Arie Ristandy, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Kelas A Surabaya. Meski begitu, dengan bantuan ekskavator serta kerja sama tim dari berbagai elemen, seluruh korban akhirnya berhasil ditemukan.

Keempat jenazah yang ditemukan terakhir langsung diserahkan kepada Kapolres Trenggalek, AKBP Ridwan Maliki, untuk proses identifikasi lebih lanjut di RSUD dr. Soedomo Trenggalek. Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, yang bertindak sebagai SAR Mission Coordinator menyampaikan bahwa identitas korban baru akan dipastikan setelah tim INAFIS melakukan identifikasi forensik.

Dalam misi penyelamatan ini, dua Search and Rescue Unit (SRU) dikerahkan. SRU pertama difokuskan pada titik yang diindikasikan oleh keluarga korban dan tim K9 Polda Jatim, sementara SRU kedua menyiapkan jalur evakuasi dan normalisasi area terdampak.

Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam, terutama di wilayah rawan longsor seperti Trenggalek. Pemerintah daerah dan tim tanggap darurat terus melakukan pemantauan serta pendataan kerusakan guna langkah pemulihan dan antisipasi lanjutan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *