NewsTujuh.com , TRENGGALEK – Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek, kembali memancarkan pesonanya lewat gelaran spektakuler Pawai Seni dan Budaya dalam rangka tradisi tahunan Bersih Desa. Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalan desa untuk menyaksikan parade budaya yang kental dengan nuansa lokal dan semangat gotong royong.
Meriahnya acara tersebut menunjukkan antusiasme peserta dan penonton yang memadati ruas jalan. Tampak barisan reog, kuda lumping, penabuh rebana, hingga kelompok barongan menampilkan atraksi yang memukau. Anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut larut dalam semarak budaya yang menggema mulai pukul 12.00 WIB.
Kelompok Kuda Lumping tampil energik dengan hentakan kaki dan tabuhan gamelan tradisional yang membahana.
Grup Rebana dan Hadrah menunjukkan semangat religius yang berpadu dalam irama dinamis, dipimpin tokoh adat dan pemuda desa.
Tari Barongan dan kostum warna-warni yang memikat anak-anak dan pengunjung dari luar daerah.
Kerumunan Warga dan Penonton memadati jalan utama Karangsoko, menciptakan atmosfer pesta rakyat yang tak terlupakan.
Kepala Desa Karangsoko, Slamet, mengungkapkan kebanggaannya terhadap kekompakan masyarakat. “Kami sangat bangga dan berterima kasih kepada seluruh warga yang telah bahu-membahu menyukseskan acara ini. Pawai tahun ini jauh lebih meriah dibanding sebelumnya,” ucapnya dengan semangat.
Ia juga menambahkan bahwa pawai ini tidak hanya menjadi wujud pelestarian budaya, tapi juga dapat menjadi daya tarik wisata. “Ke depan, kita harapkan kegiatan ini bisa terus berkembang dengan inovasi dari masyarakat, bahkan bisa jadi ikon seni budaya Karangsoko,” tambah Slamet.
Satu hal menarik, panitia memberikan peringatan khusus terkait penggunaan sound system. Dalam poster tertulis tegas:
“WARNING!!! Sound System: Max 6 Subwoofer”
Ini menunjukkan bahwa meski semarak, panitia tetap memperhatikan batas kenyamanan warga dan lingkungan sekitar.
Dengan kekayaan budaya yang ditampilkan dan dukungan penuh masyarakat, Pawai Seni dan Budaya Karangsoko 2025 bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga langkah nyata menuju desa wisata berbasis kearifan lokal.