Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Artikel » Bangsawan Madura Abad 17 Trunojoyo , Simbol Perlawanan Yang Menolak Dibungkam Penguasa

Bangsawan Madura Abad 17 Trunojoyo , Simbol Perlawanan Yang Menolak Dibungkam Penguasa

  • account_circle Naw
  • calendar_month Rabu, 19 Nov 2025
  • comment 0 komentar

Kisah lengkap pemberontakan bangsawan Madura Trunojoyo, yang mengguncang Kerajaan Mataram abad ke-17. Mulai dari latar belakang, aliansi Makassar–Surabaya, perebutan Surabaya, hingga kematian tragisnya di tangan VOC dan Amangkurat II.

NEWSTUJUH.COM , MADIUN – Legenda Raden Trunojoyo bukan hanya sekadar tokoh sejarah. Ia adalah simbol perlawanan besar yang pernah mengguncang Kerajaan Mataram pada abad ke-17. Kisah perjuangannya mencerminkan gejolak politik, kekecewaan rakyat, dan keberanian bangsawan Madura dalam menentang kekuasaan Amangkurat I yang dinilai sewenang-wenang.Berikut kisah Trunojoyo yang berhasil dirangkum oleh redaksi  NEWSTUJUH.COM

Didukung laskar dari Madura, Makassar, dan Surabaya, Trunojoyo berhasil menguasai wilayah pesisir Jawa Timur bahkan sempat menembus jantung kekuasaan Mataram di Pleret.

Pemberontakan besar yang dipimpin Trunojoyo ini menjadi salah satu episode sejarah paling dramatis dalam perjalanan Nusantara. Meski berakhir tragis dengan penangkapannya oleh pasukan gabungan VOC–Mataram, sosoknya terus dikenang sebagai pejuang yang menolak tunduk kepada penindasan.

Hingga kini, nama Trunojoyo hidup sebagai legenda yang tak lekang oleh waktu.

Latar Belakang Pemberontakan

Asal-usul Bangsawan

Trunojoyo berasal dari keluarga bangsawan Madura. Ia merupakan keturunan Raja Bangkalan serta memiliki hubungan darah dengan bangsawan Sumenep. Latar belakang keluarga yang kuat membuatnya memiliki pengaruh luas di Madura dan sekitarnya.

Ketidakpuasan Terhadap Mataram

Pada masa pemerintahan Amangkurat I, banyak penguasa lokal merasa tertekan oleh kebijakan yang dianggap keras dan mengekang. Trunojoyo menjadi salah satu tokoh yang menolak dominasi tersebut. Ketidakpuasan ini perlahan berubah menjadi perlawanan terbuka.

Aliansi Strategis Dengan Kekuatan Luar

Untuk memperkuat dukungan, Trunojoyo menjalin aliansi dengan Karaeng Galesong, pemimpin laskar pengungsi Makassar, serta kelompok Surabaya yang juga ingin melepaskan diri dari pengaruh Mataram. Koalisi ini kemudian menjadi kekuatan besar yang ditakuti.

Rangkaian Peristiwa Pemberontakan

Deklarasi Raja Merdeka (1674)

Pada 1674, Trunojoyo memproklamasikan dirinya sebagai Raja Merdeka di Madura Barat. Langkah ini menandai dimulainya pemberontakan besar terhadap Mataram.

Penguasaan pesisir Jawa Timur

Konflik semakin meluas ketika pasukan Trunojoyo berhasil mengalahkan pasukan Mataram di Gegodog, dekat Tuban. Dari kemenangan tersebut, mereka melanjutkan ekspansi hingga akhirnya menguasai Surabaya pada tahun 1676. Kota pelabuhan penting itu menjadi basis strategis gerakan mereka.

Menyerang Istana Mataram di Pleret (1677)

Puncak pemberontakan terjadi pada 1677. Pasukan Trunojoyo berhasil menembus pertahanan ibu kota Mataram dan menguasai Istana Pleret. Serangan ini memaksa Amangkurat I melarikan diri sebelum akhirnya meninggal dunia dalam pelarian.

VOC Turun Tangan

Setelah naik takhta menggantikan ayahnya, Amangkurat II meminta bantuan VOC. Persekutuan ini mengubah peta kekuatan karena VOC membawa peralatan perang modern dan pasukan terlatih.

Penangkapan dan Kematian Trunojoyo (1679–1680)

Pada Desember 1679, pasukan gabungan VOC–Mataram yang diperkuat laskar Bugis berhasil menangkap Trunojoyo di Ngantang. Ia kemudian dibawa ke Batavia. Tidak lama kemudian, pada 2 Januari 1680, Trunojoyo dieksekusi oleh Amangkurat II di Payak, Bantul. Eksekusi tersebut mengakhiri salah satu pemberontakan terbesar di Jawa.

Warisan dan Simbolisme

Simbol Perlawanan Rakyat

Trunojoyo dikenang sebagai tokoh yang berani melawan kekuasaan yang menindas. Pemberontakannya bukan sekadar konflik politik, tetapi juga cerminan perlawanan rakyat terhadap ketidakadilan pada masa itu.

Legenda Yang Tak Pernah Padam

Walaupun lokasi makamnya masih diperdebatkan, kisah Trunojoyo tetap hidup di masyarakat Madura dan Jawa. Ia menjadi simbol keberanian, kehormatan, dan penolakannya terhadap kesewenang-wenangan baik dari penguasa lokal maupun kekuatan kolonial.

Perlawanan Trunojoyo dikenang sebagai perjuangan heroik bagi rakyat Madura melawan kekuatan asing Kesultanan Mataram dan VOC. Muncul usulan agar Trunojoyo diangkat menjadi Pahlawan Nasional.

Namanya kemudian diabadikan sebagai nama beberapa jalan di Indonesia seperti nama jalan di depan Mabes Polri, nama jalan di Surabaya, Bandung, Semarang dan beberapa kota lainnya termasuk jalan di empat kabupaten di Madura serta menjadi nama bandar udara di Sumenep, Bandar Udara Trunojoyo dan Universitas Trunojoyo di Bangkalan, Madura.

  • Penulis: Naw
  • Editor: Nur Ulfa , Isworo

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pemda Boyolali Siap Dukung Dan Berikan Motivasi Sekolah Muhammadiyah

    Pemda Boyolali Siap Dukung Dan Berikan Motivasi Sekolah Muhammadiyah

    • calendar_month Rabu, 9 Apr 2025
    • account_circle SpecialOne
    • visibility 112
    • 0Komentar

     NewsTujuh.com , BOYOLALI — Pemerintah Kabupaten Boyolali menyatakan komitmennya untuk terus mendukung dan memotivasi Muhammadiyah Boyolali dalam upaya memajukan dunia pendidikan. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Boyolali, Ibu Dwi Fajar Nirwana, dalam sambutannya pada acara Halal Bihalal Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kabupaten Boyolali yang digelar di Semar Resto, Rabu (9/4). Acara yang mengusung tema […]

  • Rayakan pencapaian ,SDIT Taqiya Rosyida gelar wisuda Tahfizh (Foto : Yus,NewsTujuh)

    Wisuda Tahfizh Al-Qur’an SDIT Taqiyya Rosyida Sukoharjo 2025: Mengukir Prestasi dan Menanamkan Nilai Qur’ani

    • calendar_month Jumat, 13 Jun 2025
    • account_circle SpecialOne
    • visibility 120
    • 0Komentar

    NewsTujuh.com , SUKOHARJO – SDIT Taqiyya Rosyida Kartasura, Sukoharjo kembali menorehkan prestasi gemilang dengan menyelenggarakan Wisuda Tahfizh Al-Qur’an 2025 di Hotel Multazam Kartasura. Sebanyak 219 siswa mengikuti prosesi sakral ini setelah berhasil menghafal hingga enam juz Al-Qur’an, menandai puncak pencapaian dalam pendidikan Islam dan karakter di sekolah tersebut. Dedikasi Santri dan Apresiasi Para Pemangku Kepentingan Kepala […]

  • 22 korban

    Polri Selesaikan Identifikasi 22 Korban Kebakaran Gedung Terra Drone

    • calendar_month Kamis, 11 Des 2025
    • account_circle Dora / Naw
    • visibility 14
    • 0Komentar

    Polri resmi menuntaskan identifikasi 22 korban tewas dalam kebakaran Gedung Terra Drone di Jakarta. Seluruh jenazah terverifikasi melalui sidik jari dan data medis. Berikut daftar lengkap korban. NEWSTUJUH.COM , JAKARTA – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah menyelesaikan proses identifikasi terhadap 22 korban yang meninggal dalam kebakaran Gedung Terra Drone. Proses ini berlangsung cepat karena […]

  • Penertiban Tanpa Izin Resmi Madiun

    Rakor Penertiban Aset PT KAI Daop 7, Pemkot Utamakan Solusi Persuasif

    • calendar_month Kamis, 18 Sep 2025
    • account_circle Naw
    • visibility 56
    • 0Komentar

    NewsTujuh.com | MADIUN – Pada Kamis, 18 September 2025, Polres Madiun Kota bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 7 Madiun, Kejaksaan Negeri Madiun, Pengadilan Negeri Madiun, dan Pemerintah Kota Madiun menggelar rapat koordinasi penertiban aset PT KAI yang terletak di Jalan Sukokaryo, Kelurahan Madiun Lor, Kecamatan Manguharjo. Rapat yang berlangsung di ruang TMC Satlantas […]

  • Ketua Umim AMI Baihaki Akbar

    Ketum AMI Kritik Ketua MA : Hakim Tidak Bisa Menjadi Malaikat Tapi Jangan Semua Menjadi Setan

    • calendar_month Senin, 26 Mei 2025
    • account_circle SpecialOne
    • visibility 70
    • 0Komentar

    NewsTujuh.com , SURABAYA – Ketua Umum Aliansi Madura Indonesia (AMI) Baihaki Akbar, tidak sepenuhnya setuju dengan pernyataan Ketua Mahkamah Agung (MA) Sunarto bahwa hakim tidak bisa menjadi malaikat tapi jangan semua menjadi setan. Baihaki Akbar menilai pernyataan Sunarto seakan-akan menggeser standar hakim dari wakil Tuhan di bumi jadi sekadar asalkan jangan menjadi setan. “Saya tidak sepenuhnya […]

  • Tim Ditpamobvit Polda Jatim melakukan risk assessment dan evaluasi sistem pengamanan di Polres Madiun Kota. (Foto : Zacky, NewsTujuh)

    Ditpamobvit Polda Jatim Gelar Risk Assessment di Polres Madiun Kota

    • calendar_month Rabu, 5 Nov 2025
    • account_circle Zacky
    • visibility 33
    • 0Komentar

    NEWSTUJUH.COM  |  MADIUN – Tim dari Direktorat Pengamanan Objek Vital (Ditpamobvit) Polda Jawa Timur melaksanakan kegiatan risk assessment dan evaluasi sistem pengamanan di Markas Komando (Mako) Polres Madiun Kota, Rabu (5/11/2025).Kegiatan berlangsung di Gedung Sunaryo Polres Madiun Kota sejak pagi dan diikuti oleh jajaran pejabat utama serta staf Polres Madiun Kota. Tim pemeriksa dipimpin oleh […]

error: Content is protected !!
expand_less