Dunia di Antara Dua Paha , Ini Respon Pemerhati Sosial Asal Madiun
- account_circle Naw
- calendar_month Sen, 15 Sep 2025
- comment 0 komentar

Rahmat (48) , seorang pemerhati sosial asal Madiun (Foto : Naw,NewsTujuh)
NEWSTUJUH.COM , MADIUN – Fenomena prostitusi terselubung masih menjadi luka sosial yang sulit dihapus. Dengan berbagai dalih, praktik esek-esek terus beradaptasi, berpindah ruang dari lokalisasi hingga ke balik pintu karaoke, pijat refleksi, hingga aplikasi online. Realitas ini seakan menunjukkan bahwa ada “dunia lain” yang hidup di antara dua paha: sebuah dunia transaksional yang penuh risiko, namun tetap diminati banyak orang.
Di lapangan, praktik prostitusi tidak hanya melibatkan pekerja seks, tetapi juga jaringan yang lebih kompleks. Mulai dari oknum mandor lapangan, pekerja harian, bahkan kalangan profesional, semua bisa terseret dalam pusaran kebutuhan dan gaya hidup instan.
“Banyak pekerja setelah gajian langsung lari ke tempat hiburan malam. Uang habis di karaoke atau pijat plus, pulangnya tanpa sisa,” ujar Ragil salah satu pekerja bangunan.
Praktik ini bukan sekadar persoalan moral, tetapi juga menimbulkan dampak sosial. Ketahanan keluarga terganggu, kesehatan terancam, bahkan tidak jarang memicu konflik rumah tangga. Sayangnya, kontrol dari aparat masih sulit menjangkau seluruh titik rawan. Tempat-tempat hiburan kerap beroperasi “dua muka” resmi sebagai karaoke atau pijat refleksi, namun diam-diam menyediakan layanan lain.
Sementara itu , Rahmat seorang pemerhati sosial masyarakat Madiun menilai, fenomena ini tidak bisa dilihat sebatas masalah individu.
“Ini adalah masalah struktural. Ada kemiskinan, ada gaya hidup konsumtif, ada lemahnya pengawasan. Semua itu membuka ruang bagi dunia gelap ini untuk terus eksis,” tegas Rahmat
“Dunia di antara dua paha” sesungguhnya mencerminkan sisi gelap masyarakat yang haus akan hiburan instan, namun menutup mata pada konsekuensi jangka panjang. Selama praktik ini dianggap biasa dan tetap dicari, ia akan terus hidup seperti dunia bawah tanah yang tak pernah benar-benar padam.
- Penulis: Naw
- Editor: Isworo
Saat ini belum ada komentar