NewsTujuh.com – Bendera merah putih bukan hanya simbol nasional modern Indonesia, namun memiliki akar sejarah yang jauh lebih dalam, menelusuri jejaknya hingga ke abad ke-13 M. Dalam sebuah catatan sejarah penting, warna merah putih pertama kali berkibar bukan di tangan Majapahit, melainkan di bawah panji musuhnya—Jaya Katwang, Raja Kediri.
Dalam sejarah klasik Jawa, sebelum istilah “bendera” dikenal luas, masyarakat Nusantara telah mengenal simbol-simbol serupa. Orang Jawa menyebutnya panji-panji, sementara masyarakat Cirebon dan Indramayu mengenalnya sebagai klebet. Kata “bendera” sendiri baru masuk ke perbendaharaan bahasa Indonesia setelah kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol pada abad ke-16. Kata itu diserap dari bahasa Portugis “bandeira” dan Spanyol “bandera”, yang diyakini berakar dari bahasa Jerman-Italia “bandaira”.
Namun jauh sebelum kolonialisme memperkenalkan terminologi modern itu, merah putih telah berkibar di medan perang. Menurut Prasasti Butak, yang kemudian dikenal sebagai Prasasti Merah Putih, panji berwarna merah dan putih telah dikibarkan oleh pasukan Kediri di bawah komando Jaya Katwang pada tahun 1292 M, saat menyerbu Kerajaan Singosari yang diperintah oleh Prabu Kertanegara.
Dalam strategi militernya, Jaya Katwang mengalihkan perhatian pasukan utama Singosari ke Gunung Penanggungan, sementara ia melancarkan serangan dari selatan Gunung Kawi dengan pasukan yang membawa panji merah putih dan iringan gamelan. Taktik ini berhasil. Singosari tumbang. Kediri pun kembali menjadi kerajaan berdaulat setelah sekian lama berada di bawah kendali Tumapel-Singosari sejak masa Ken Arok.
Namun, kejayaan Jaya Katwang tak berlangsung lama. Raden Wijaya, menantu Prabu Kertanegara, bersama pasukan Mongol dari Kekaisaran Yuan, menggempur Kediri. Dalam pertempuran itu, meski akhirnya kalah, Jaya Katwang tetap mengibarkan bendera merah putih sebagai lambang perlawanan terakhirnya.
Potongan prasasti yang merekam keberanian pasukan merah putih berbunyi
“…tampak panji-panji musuh berkibar, warnanya Merah-Putih…”
Catatan ini mengindikasikan bahwa meskipun Jaya Katwang kalah, semangat perlawanan yang dibawanya melalui panji merah putih tetap dikenang. Ada dugaan kuat bahwa semangat ini yang kemudian diadopsi oleh Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit, dalam membentuk identitas simbolik kerajaannya—termasuk penggunaan bendera merah putih sebagai salah satu panjinya.
Merah dan putih pun tak lagi sekadar warna. Ia menjadi lambang keberanian dan kesetiaan, yang telah mengakar jauh sebelum kelahiran Republik Indonesia.