Penulis : Hernawan
NewsTujuh.com , Dalam dunia politik yang penuh dengan konflik dan tensi tinggi, Presiden RI ke 7 Joko Widodo (Jokowi) justru menampilkan pendekatan yang berbeda dan dingin, tenang, serta penuh perhitungan.
Salah satu contohnya terlihat saat menghadapi kegaduhan politik pasca Pemilu 2019 dan 2024. Alih-alih terjebak dalam panasnya eskalasi, Jokowi memilih memainkan peran sebagai penyeimbang.
Sikap yang bagi sebagian pihak tampak seperti “main dua kaki”, justru menunjukkan keberanian besar dalam meredam konflik dan membaca arah politik jangka panjang.
Sikap sabar dan tidak reaktif bukan berarti lemah. Justru sebaliknya, dari balik ketenangan itulah Jokowi membuktikan kekuatan strategi yang dalam.
Dulu diserang oleh kompetitornya Prabowo Subianto, dan malah justru menggandengnya sebagai Menteri Pertahanan. Diserang elite partai, Jokowi malah memperkuat pengaruh politiknya dengan membentuk poros kekuasaan sendiri , bahkan berpengaruh dalam pemilihan kepala daerah hingga presiden berikutnya.
Kesabaran Jokowi adalah strategi. Ia tak gentar mengambil jalan yang tidak populer, bahkan saat mendapat kritik dari pendukungnya sendiri. Ini menunjukkan nyali besar seorang pemimpin: tidak mudah terpancing, berani melangkah berbeda, dan tetap fokus pada arah jangka panjang.
Dalam politik, diam bukan berarti kalah ,meskipun kadang itu justru langkah paling cerdas.
